KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat tuhan yang maha esa karena atas perkenan dari beliau lah kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik dan tepat pada waktunya.
Dengan judul makalah “REPRODUKSI”.
Walaupun dengan buku penunjang yang
terbatas.
Adapun makalah ini sengaja saya
susun atas dasar kelengkapan tugas biologi kelas semester 1, jurusan pendidikan
matemmatika.
Dan agar para mahasiswa juga dapat
mengetahui tentang reproduksi yang terjadi pada sel, tumbuhan, hewan dan
manusia. Dan juga dapat mengetahui perbedaan cara reproduksi, dan tujuan
reproduksi serta banyaak hal mengenai itu.
kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, semua yang telah
memberi informasi yang kami tidak bisa sebut satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini kami
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya, maka untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca
dalam kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para mahasiswa dalam membantu proses belajar dalam biologi khususnya
bioteknologi.
Sekali lagi kami ucapkan TERIMA
KASIH.
SEPTEMBER 2012
KELOMPOK
8
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG………………………………………………………..
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………
TUJUAN…………………………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN
- REPRODUKSI SEL……………………………………………………………..
- REPRODUKSI PADA HEWAN…………………………………………….
A.REPRODUKSI PADA HEWAN
INVERTEBRATA…………….
B.REPRODUKSI PADA HEWAN
VERTEBRATA……………….
1.PISCES……………………………………………………………………………
2.AMPHIBI………………………………………………………………………..
3.REPTIL……………………………………………………………………………
4.AVES……………………………………………………………………………..
5. MAMALIA……………………………………………………………………..
3.REPRODUKSI PADA
TUMBUHAN………………………………………
A. REPRODUKSI
VEGETATIF…………………………………….
B.REPRODUKSI
GENERATIF…………………………………….
4. GANGGUAN PADA SISTEM
REPRODUKSI………………………
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………..
SARAN………………………………………………………………………………….
PENUTUP………………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Reproduksi merupakan salah satu ciri
dari makhluk, disamping cirri-ciri lain seperti; respirasi, transportasi,
pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup
memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan.
Secara umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa
perkawianan).
Pada reproduksi seksual mengunakan
alat/organ seksual berupa sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, sedangkan
pada reproduksi aseksual, tidak menggunakan alat/organ seksual, sehingga proses
perkembanganbiakan menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada
tumbuhan.
Reproduksi seksual disebut juga
perkembangbiakan secara generative, sedangkan reproduksi aseksual disebut juga
perkembangbiakan secara vegetative. Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh
hewan tingkat tinggi dan sebagian tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum
dilakukan hewan tingkat rendah dan sebagian tumbuhan.
Makalah ini membahas lebih rinci
tentang reproduksi pada makhluk hidup, yang meliputi proses reproduksi pada
hewan, proses reproduksi pada tumbuhan, alat/organ seksual pada
hewan dan alat/organ seksual pada tumbuhan.
Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1.
Apakah alat/organ reproduksi pada hewan.
2.
Apakah alat/organ reproduksi pada tumbuhan.
3.
Bagaimanakah proses reproduksi pada hewan.
4.
Bagaimanakah proses reproduksi pada tumbuhan.
5. Bagaimanakah
pembelahan sel tersebut.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui alat/organ reproduksi pada hewan.
2.
Mengetahui alat/organ reproduksi pada tumbuhan.
3.
Mengetahui proses reproduksi pada hewan.
4.
Mengetahui proses reproduksi pada tumbuhan.
5. Mengenal
reproduksi sel
BAB
II
PEMBAHASAN
1.REPRODUKSI SEL
Kita mengenal tiga jenis reproduski
sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis
adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada
sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui
tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap
telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap
tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti
pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah
kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap
besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara
lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis,
pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase
istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN
MEIOSIS
Aspek
yang dibedakan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Tujuan
|
Untuk pertumbuhan
|
Sifat mempertahan-kan diploid
|
Hasil pembelahan
|
2 sel anak
|
4 sel anak
|
Sifat sel anak
|
diploid (2n)
|
haploid (n)
|
Tempat terjadinya
|
sel somatis
|
sel gonad
|
Pada hewan dikenal adanya peristiwa
meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan
pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
2.REPRODUKSI PADA HEWAN
A.
Reproduksi Pada Hewan Invertebrata
Hewan invertebrate dapat melakukan
reproduksi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak
melibatkan ).
Reproduksi aseksual/vegetative
meliputi :
- Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
- Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.
- Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple paada Virus.
- Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
- Parthenogenesis
yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.
Reproduksi aseksual pada hewan lebih
jarang terjadi daripada tumbuhan. Biasanya reproduksia aseksual merupakan suatu
alternatif dan bukan pengganti dari reproduksi seksual. Beberapa invertebrata,
misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara fragmentasi.
Fragmentasi merupakan pemutusan
bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran yang
normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian
berkembang menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding). Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induknya) dari tubuh induk. Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada spesies lain, misalnya koral atau anemon laut, tunas tersebut tetap terikat pada induk hingga menyebabkan terjadinya koloni koral. Pertunasan juga dijumpai pada hewan parasit, contohnya cacing pita (Taenia solium). Daging babi yang kurang matang dapat mengandung sistiserkus termakan dari cacing pita, yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung skoleks.
normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian
berkembang menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding). Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induknya) dari tubuh induk. Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada spesies lain, misalnya koral atau anemon laut, tunas tersebut tetap terikat pada induk hingga menyebabkan terjadinya koloni koral. Pertunasan juga dijumpai pada hewan parasit, contohnya cacing pita (Taenia solium). Daging babi yang kurang matang dapat mengandung sistiserkus termakan dari cacing pita, yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung skoleks.
Bila sistiserkus termakan, getah
lambung akan melarutkan dinding kapsul sehingga skoleks keluar dan melekatkan
diri dengan alat penghisap dan kait, pada dinding usus. Skoleks kemudian
membuat tunas-tunas (proglotid) pada ujung
belakangnya. Tunas-tunas ini tetap terikat satu sama lain. Setelah dewasa proglotid
mengembangkan alat kelamin. Proglotid yang paling tua akhirnya lepas dan keluar bersama kotoran. Namun, sebelum hal ini terjadi, rantai tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan mengandung lebih dari 1000 proglotid, dimana tiap proglotid merupakan individu yang dapat berdiri sendiri.
belakangnya. Tunas-tunas ini tetap terikat satu sama lain. Setelah dewasa proglotid
mengembangkan alat kelamin. Proglotid yang paling tua akhirnya lepas dan keluar bersama kotoran. Namun, sebelum hal ini terjadi, rantai tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan mengandung lebih dari 1000 proglotid, dimana tiap proglotid merupakan individu yang dapat berdiri sendiri.
Beberapa spesies invertebrata yang
tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara partenogenesis.
Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang
berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada
beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan
hewan tertentu untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya hewan tersebut
melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh Aphid
(kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak terdapat sumber
makanan di sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih cepat daripada
reproduksi secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk
memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat.
Reproduksi seksual/generative
Sebagian besar invertebrata
melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual dicirikan dengan
penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada
invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit (satu
individu menghasilkan sperma dan ovum.
- Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
- Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
- Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
- Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
- Reproduksi Pada Vertebrata
- Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
- Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
- Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
- Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
- Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks.
- Ø SISTEM REPRODUKSI VERTEBRATA
1.Pisces
v Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
a. Testis berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.
b. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bagian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
v SistemGenitaliaBetina·
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.
2. Amphibi
- SistemGenitaliaJantan·
a. Testis
berjumlah sepasang, berwarna putih
kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus
adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi.
Tubulus ginjal akan menjadi duktus
aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat
kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk
vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran
halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial
ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah
lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
- Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
3. Reptil
- Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek. - Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
- 4.Aves
Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka. - Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
5.
Mamalia
- Sistem Genitalia Jantan·
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud deferen, dan vesikula seminalis. - Sistem Genitalia Betina·
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. - Ada 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus. Kelenjar seks asesori Jantan
-Vesika Seminalisv
Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina.
-Kelenjar Prostatv
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik.
-Kelenjar Cowperv
Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupia kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat. Organ Kopulatoris (Jantan)
1. Pisces
Organ kopulatoris merupakan modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk gonopodium.
2. Amphibi
Tidak memiliki organ kopulatoris jarena fertilisasinya terjadi secara eksternal.
3. Reptil
Semua reptil selain spenodon memilikiorgan kopulatoris, ular dan kadal mempunyai hemi penis, sedangkan pada buaya penis. - 4. Aves
Berupa penis yang serupa dengan penis pada kura-kura maupun buaya.
5. Mamalia
Pada monotremata mirip dengan yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis terletak di sebelah anterior skrotum. Organ Reproduksi Interna (Betina)
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin. Kelenjar Susu (Betina)
Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin
- 3. REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
- A. Reproduksi Aseksual /
Vegetatif
Dibagi menjadi 2 :
1. Reproduksi aseksual alami seperti :
a) Pembentukan spora, dimulai dari pembelahan sel pada bagian tertentu dari tumbuhan.
Contoh : lumut dan tumbuhan paku.
b) Fragmentasi
Reproduksi dengan fragmentasi berarti melepaskan sebagian dari tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.
c) Pembentukan tunas, pada dasarnya juga dimulai dari pembelahan sel pada bagian jaringan embrional atau meristematis, dll.
2. Reproduksi aseksual buatan seperti :
Menyetek, mencangkok dan merunduk yang merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu individu tumbuhan. Sedangkan menyambung dan menempel melibatkan 2 individu tumbuhan.
B. Reproduksi Seksual / Generatif
Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.
Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.
1. Penyerbukan pada tumbuhan biji
terbuka (gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal
biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
• Manfaat gymnospermae
a. Bahan makanan, misalnya : biji melinjo
b. Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo
c. Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus
d. Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus
e. Bahan damar, misalnya : pohon damar
Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :
Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.
• Manfaat gymnospermae
a. Bahan makanan, misalnya : biji melinjo
b. Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo
c. Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus
d. Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus
e. Bahan damar, misalnya : pohon damar
2. Penyerbukan pada tumbuhan biji
tertutup (angiospermae)
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.
Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
a. Perhiasan bunga meliputi kelopak
dan mahkota bunga.
b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)
Bagian sebelah dalam dari lingkaran
perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri
dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan
betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.
GANGGUAN PADA SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi manusia dapat
mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan
sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
- Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan pada sistem reproduksi
wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, dan
infeksi vagina.
Gangguan menstruasi
gangguan menstruasi terdiri atas amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya
manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3
– 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat
terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya
dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan
sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan
pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat
berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan
pembedahan.
c. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana
jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium,
oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan
sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi, atau bedah laser.
d. Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan
timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang
menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
2. Gangguan pada sistem Reproduksi
Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria
dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan
orkitis.
a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk
turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat
dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.
c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum, atau virus herpes.
d. Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia
coli ataupun bukan bakteri.
e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran
reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh
virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang kita bahas di
atas dapat disimpulkan bahwa:
Reproduksi adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia
untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generative atau seksual.
Reproduksi sel di bedakkan
menjadi amitosis, mitosis dan miosis,!
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel
membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik,
misalnya pada bakteri, ganggang biru.MITOSIS adalah cara
reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase.Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah
reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Reproduksi pada hewan yaitu
pada hewan invertebrata, terjadi secara seksual dan aseksual. Secara
aseksual meliputi: Fragmentasi ,Budding/tunas/, Fisi
,Sporulasi,Parthenogenesis.
Sedangkan reproduksi seksual
meliputi :Konjugasi ,Fusi ,Isogami,.Anisogami
,Oogami ,
Reproduksi Pada
Vertebrata
Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal,
ovovivipar dan vivipar.
Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal.
Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal.
Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal.
Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal
REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
ü Reproduksi Aseksual /
Vegetatif
ü Reproduksi Seksual
/ Generatif
Sistem reproduksi manusia
dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit.
Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
SARAN
Semoga makalah yang kami susun ini
dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan
seddikit tentang reproduksi yang dialami tumbuhan maupun hewan, dan
berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi. Kami
mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari
pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptannya
makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca.
Pesan dari kami mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengtahui
lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai
kebiasaan anda, karna melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu
untuk diri anda.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ,
semoga dapat sangat bermanfaat bagi anda semua dan nilai yang kami peroleh
dalam penyusunan makalah ini semoga mendapat nilai yang baik. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini.
TERIMA KASIH
DAFTAR
PUSTAKA
- Ø http//www.google.co.id
- Ø http//www.wikipedia.com
- file:///F:/GOOGLE/New%20folder/–Reproduksi-hewan-1.htm